Siapa Pilar Penguat Generasi? Laki-laki ataukah Perempuan?

 


الأُمُّ مَدرَسَةٌ إِذا أَعدَدتَها أَعدَدتَ شَعباً طَيِّبَ الأَعراقِ

Ibu adalah instansi sekolahan. Jika kamu persiapkan seorang ibu dengan baik
Kau telah mempersiapkan generasi yang mulia.

Potongan syair oleh Syaikh Hafidh Ibrahim di atas menggambarkan pentingnya peran seorang ibu dalam membentuk karakter dan kepribadian anak-anaknya. Seorang ibu memiliki peran yang sangat penting dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Ia seperti sebuah sekolah yang memberikan pelajaran berharga bagi anak-anaknya agar menjadi individu yang baik dan berbudi pekerti luhur.

Setiap anak merupakan potret dari bagaimana ia dididik oleh ibunya. Seorang ibu yang sabar, penuh kasih, dan bijaksana mampu membentuk anak-anaknya menjadi pribadi yang berbudi pekerti tinggi dan memiliki akhlak yang mulia. Ibu adalah sosok yang memberikan keteladanan bagi anak-anaknya, sehingga nilai-nilai yang baik dapat ditularkan dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Ibu juga berperan dalam membentuk pola pikir dan pandangan hidup anak-anaknya. Dari mulai tahap-tahap perkembangan awal, ibu sudah membantu membentuk karakter anak dengan memberikan kasih sayang, perhatian, dan pendidikan yang baik. Keteladanan yang ditunjukkan oleh seorang ibu akan membentuk pola pikir anak-anaknya tentang bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain dan dunia sekitar.

Seorang ibu juga memiliki kekuatan untuk menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh cinta. Dengan menciptakan suasana yang positif dan penuh kasih di dalam rumah, anak-anak akan merasa nyaman dan aman dalam belajar dan berkembang. Lingkungan seperti ini akan membantu anak-anak tumbuh dengan penuh rasa percaya diri dan berani mengejar impian mereka.

Tidak dapat dipungkiri bahwa seorang ibu memiliki peran yang besar dalam membentuk masa depan generasi mendatang. Ibu yang peduli dan penuh perhatian akan memberikan dukungan emosional yang kuat bagi anak-anaknya. Dengan adanya dukungan tersebut, anak-anak akan memiliki keberanian untuk menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.

Jadi mungguhku, bagi kamu yang baca ini, jika kamu wanita maka persiapkan dirimu terlebih dahulu semisal ingin menjadi sesosok ibu dari anak anakmu. Didiklah ia sebaik mungkin dan jangan keburu nikah dengan tujuan hanya ingin cari bahagia. Bayanganmu yang ketika kamu punya pasangan yang baik, mapan, dan rupawan itu salah. Kamu lupa jika kamu masih berantakan di dapur rumahmu. Artinya, kamu sudah kalah sejak awal sebelum pertandingan.  Tak perlu cari sesosok pria yang seperti apa, harus bagaimana, bisa apa. Sesosok itu akan datang sendiri yang akan melebihi ekpektasimu.

Jika yang baca ini adalah pria, ingat lur, kamu adalah calon pemimpin keluarga. Sejengkal kata-katamu harus dipertanggung jawabkan, satu langkah kakimu akan berurusan dengan nafkah dhahir dan batin, punggungmu harus kuat karena akan menjadi topangan beban berat keluarga, kamu tidak hanya dituntut mengolah manajemen kekeluargaan, tapi juga dituntut untuk mengolah emosi dirimu sendiri, dan masih banyak hal lain yang harus kamu mengerti. 

Perempuan adalah pilar generasi, laki-laki adalah yang menjaga pilar tersebut agar kuat dan tidak ambruk. Sama-samalah menjaga, mendukung, mengingatkan, dan menghargai.

Regards, erzeddd.

Posting Komentar untuk "Siapa Pilar Penguat Generasi? Laki-laki ataukah Perempuan?"