Respon Elegan untuk Pertanyaan "Kapan Rabi" atau "Kapan Lulus"
1. Bersikap Fleksibel dalam Menanggapi
Cobalah mengalihkan pertanyaan dengan menjawab dengan santai
dan mengalihkan topik obrolan.
Contohnya, jika ditanya tentang status hubungan, kamu bisa
menjawab bahwa ada teman yang kamu dekati di kantor. Lalu ganti tanya aja keadaan orang lain tadi. Bisa tanya hal-hal yang sedang mereka geluti atau gemari. Soalnya orang yang lebih tua itu cenderung legacy dan cenderug suka ngasih tau apa aja ke orang lain. Karena ya mereka udah ngga ada yang dicari, udah ngga cari relationship dan udah ngga cari materi yang sulit sulit.
2. Bagikan Filosofi Hidupmu
Nge-state prinsip kamu itu penting. Jika kamu merasa
pertanyaan itu tidak nyaman, berbicaralah tentang pandangan hidupmu.
Misalnya, jika ditanya tentang pendidikan tinggi, kamu bisa
menyampaikan bahwa kamu mengutamakan prinsip hidup lebih dari gelar akademis. “Alah
perkara lulus kapan ya ga penting mbak, mas. Yang penting punya prinsip kok.”
3. Berbicara Terus Terang
Perasaanmu itu valid. Perasaan gaenak yang ketika denger
pertanyaan-pertanyaan yang too far itu emang bener dan kamu perlu bicarakan. Jika
pertanyaan atau komentar yang kamu terima terlalu menyakitkan, ada baiknya
untuk memberikan respons yang jujur namun sopan.
Kamu bisa mengatakan bahwa komentar itu membuatmu merasa
tidak nyaman atau bahkan sakit hati. Kek, “mbak, mas, mending gausah ngomongin
itu geh, aku udah berusaha maksimal kok ini biar lulus S2. Gaenak aku dengerin
perntanyaan itu”
4. Kelola Emosi dengan Baik
Penting untuk mengelola emosi dengan efektif. Hindari
mengekspresikan emosi di media sosial, yang malah bisa memperburuk situasi. Daripada
kamu nge-spill di twitter yang malah ujung-ujungnya kamu diretweet masyarakat
tweeter. Ya kalau orang lain seneng, tapi dari mereka kan juga ada yang malah
julid. Cara coping (memperbaiki masalah) ini salah. Justru malah jadi
simalakama. Ya kan?
Alih-alih menyebarkan masalah, cobalah untuk berbicara
dengan orang lain yang kamu percayai atau mencari cara positif untuk mengatasi
emosi.
Inget, bahwa kamu tidak bisa mengontrol pertanyaan atau
pernyataan orang lain. Tapi, kamu bisa mengontrol cara
kamu merespons pertanyaan atau pernyataan tersebut. Usahakan untuk tidak
membiarkan pertanyaan-pertanyaan yang kurang menyenangkan mengganggu suasana
hatimu, terutama saat momen spesial seperti lebaran. Sebagai generasi milenial
dan Gen-Z, kita bisa menciptakan pola tanggapan yang lebih positif dan
berdampak baik pada diri kita sendiri.
regards, erzeddd.
Posting Komentar untuk "Respon Elegan untuk Pertanyaan "Kapan Rabi" atau "Kapan Lulus""
Posting Komentar